Tradisi dan Budaya Lombok Ini Selalu Tampil Beda dan Mengagumkan, Jelajahi Yuk!

WisataLombok.co.id, Tempat Wisata Lombok — Baru satu minggu yang lalu saya mengunjungi Pulau Lombok, sejenak berlibur dan menikmati indahnya alam Lombok.

Senggigi, Gili Trawangan atau mendaki ke Gunung Rinjani selalu menjadi prioritas utama ketika berkunjung ke Lombok.

…Gunung Rinjani?

Note: Gunung Rinjani masuk dalam daftar 10 besar gunung tertinggi yang ada di Indonesia. Dengan ketinggian mencapai 3.726 mdpl atau sekitar 12.224 kaki. Gunung Ini berlokasi di Pulau Lombok, NTB.

Jadi…

Gunung Rinjani terletak di pulau Lombok, tepatnya di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Koordinat titik letaknya adalah di 8°25’S 116°28’E.

Gunung Rinjani adalah gunung berapi tertinggi nomor dua di Indonesia yang masih aktif. Letusan terakhir gunung ini terjadi pada tahun 2009-2010.

Pasti indah ya guys…

Ditambahlagi dengan adanya danau kawah yang cukup indah dengan air yang berwarna biru.

Danau kawah tersebut berada sekitar 2.000 mdpl atau sekitar 6000 kaki dan di beri nama Segara anakan. Untuk melakukan pendakian gunung ini, biasanya para pendaki diarahkan untuk memilih jalur termudah yaitu dari senaru.

Nah, ketika dalam perjalanan menuju Senggigi saya terjebak kemacetan panjang. Awalnya saya hanya kebingungan ada sebuah kemacetan di jalan yang biasanya jarang kita temukan macet seperti ini.

Di sinikan nggak kayak di Jakarta atau di Surabaya yang kita selalu terjebak dalam kemacetan panjang dan itu menjadi hal yang biasa berdiam disebuah kemacetan hingga berjam-jam.

…lho ini emacetan apa?

Kemacetan yang saya alami kali ini tu sedikit berbeda, dengan apa yang saya alami di Jakarta atau di Surabaya.

Terdengar suara gendang yang khas banget,

…Acara apaan sih ini?

Hmmm…ternyata ada sebuah acara perkawinan dengan sistem adat sasak, macetnya disebabkan adanya arakan atau pawai sang pengantin, panjang banget.

Terlihat disekeliling saya para peserta pawai pengantin atau yang sering mereka sebut dengan istilah ‘Nyongkolan’.

FYI:
Nyongkolan adalah suatu kegiatan adat tradisi masyarakat suku sasak yang ada di Pulau Lombok yang menyertai rangkaian acara dalam prosesi perkawinan orang-orang yang ada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Kegiatan dapat berupa arak-arakan atau pawai mengiring kedua mempelai dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita, dengan diiringi keluarga dan kerabat mempelai pria, memakai baju adat, serta rombongan musik yang bisa gamelan atau kelompok penabuh rebana atau disertai Gendang beleq pada kalangan bangsawan.

…Ada juga yang mereka sebut dengan Kecimol,

Sebuah kombinasi alat musik modern dengan beberapa alat musik tradisional khas Lombok atau suku sasak yang ada disini.

Menyambut momen bahagia dalam sebuah acara pernikahan adat Sasak, dibarisan depan terlihat segerombolan anak muda yang sedang asyik bergoyang sambil bernyanyi, barisan tengah ada pengantin pria dan diikuti dengan pengantin wanita.

Iringan ini ditambah unik dengan pakaian adat yang mereka gunakan, Baju Adat Sasak.

Saya makin terkagum-kagum melihat sistem pernikahan, sebenarnya saya lebih melihat sebagai sebuah kekompakan mereka antara satu sama lainnya, ada interaksi sosial di dalam acara ‘nyongkolan’ yang meraka menganggap sebagai sebuah hiburan menarik.

Sedangkan dipinggiran jalanan terlihat ada banyak masyarakat sekita yang berdiri untuk menyaksikan sebuah momen bahagia ini.

…Asyik banget lho!

Nah, kalo kalian sempat ke Lombok pasti akan nemuin hal serupa dengan apa yang saya alami.

Kalo di Jakarta atau Surabaya macetnya bikin membosankan tapi kalo di Lombok macetnya bikin kepala bergoyang oleh iringan musik dan mata terkagum melihat kekompakan yang berbalu dalam adat tradisi dan budaya suku sasak Lombok.

Baca Juga:   Simak 10 Tips Wisata Murah Bali Jika Mau Kantong Aman!

Oke ya guys, sepertinya saya ingin kupas lagi lebih dalam tentang tradisi dan budaya suku sasak Lombok, simak terus ya!

Tradisi dan Budaya Lombok: Gendang Beleq

Tradisi dan Budaya Lombok Gendang Beleq
Tradisi dan Budaya Lombok Gendang Beleq

Gedang beleq berasal dari kata ‘Gendang’ dan ‘Beleq’. Gendang berarti alat tabuh dan ‘Beleq’ berarti Besar.

Secara keseluruhan, Gendang Beleq adalah sebuah alat musik tradisional suku sasak Lombok dengan komposisi gendang atau alat tabuh yang berukuran besar dipadukan dengan beberapa alat lainnya seperti Sebuah gendang kodeq (gendang kecil), dua buah reog sebagai pembawa melodi masing-masing reog mama, terdiri atas dua nada dan sebuah reog nina, sebuah perembak beleq yang berfungsi sebagai alat ritmis, delapan buah perembak kodeq.

Perembak ini paling sedikit enam buah dan paling banyak sepuluh.

Berfungsi sebagai alat ritmis, sebuah petuk sebagai alat ritmis, sebuah gong besar sebagai alat ritmis, sebuah gong penyentak, sebagai alat ritmis, sebuah gong oncer, sebagai alat ritmis, dan dua buah bendera maerah atau kuning yang disebut lelontek.

Suku Sasak memang memiliki tradisi dan budaya yang sangat unik, tradisi dan budaya suku Sasak yang ada di Pulau Lombok ini terus terjaga dan terlestari dengan baik.

…yang lebih menariknya lagii!

Tradisi dan budaya ini selalu mereka ajarkan pada generasi-generasi mudah sebagai pewaris budaya mereka, jadi nggak mati sampai disitu aja guys.

Awal mulanya, gendang beleq selalu menjadi tradisi dan budaya pada masa Kerajaan. Kala itu berfungsi saat kerajaan akan menghadapi perang.

Nah, ketika Gengang Beleq dimainkan bersama alat musik lainnya akan menghasilkan nada yang khas dan unik lalu dibarengi dengan tarian.

…Penasaran dengan Gendang Beleq?

Di beberapa acara atau event budaya, pementasan permainan musikal Gendang Beleq ini selalu ditampilkan sebagai salah satu tradisi dan budaya dari nenek moyang mereka.

Tradisi dan budaya Lomboka: Bau Nyale di Pantai Selatan Lombok

Bau Nyale di Pantai Selatan Lombok
Bau Nyale di Pantai Selatan Lombok

Bau Nyale, sebuah tradisi dan budaya Lombok yang bernilai sakral. Ketika waktunya tiba maka akan ada festival bau Nyale di Pantai Selatan Pulau Lombok.

Biasanya berpusat di Kabupaten Lombok Tengah.

Jika didefinisikan, kata ‘Bau’ adalah bahasa sasak yang dalam Bahasa Indonesianya berarti ‘menangkap’ dan ‘Nyale’ adalah jenis binatang laut berkembang biak dengan bertelur, perkelaminan antara jantan dan betina.

Event ini selalu menjadi hal yang sangat di nanti oleh masyarakat Lombok dan hal ini mereka anggap sebuah momen yang sakral. Sampai waktunya mereka berbondong-bondong ke pantai dan menangkap nyale.

…Mengapa sakral?

Bau Nyale ternyata memiliki kisah dan cerita yang dangan fenomenal dikalangan masyarakat Sasak Lombok.

Alkisah, ada seorang Putri Raja Tonjang Baru yang sangat cantik. Sang putri yang memiliki paras canti tersebut biasa dipanggil dengan sebutan Putri Mandalika.

Putri Mandalika…?

Kecantikan Sang Putri Mandalika tersebar hingga ke seantero nusantara atau kerajaan-kerajaan lainnya. Karena kecantikannya menimbulkan hasrat para Putra Raja untuk meminang.

Karena yang datang meminang adalah para putra raja dari kerajaan-kerajaan lainnya maka dikwatirkan akan terjadi peperangan jikan sang putri menolak pinangan tersebut, penolakan bagi seorang raja adala penghinaan.

Baca Juga:   Mau Traveling Low Budget? Simak Yuk 10 Tips Mengatur Budget Travelling Ke Luar Negeri!

Kebingingan dan kecemasan sang Putri Mandalika membuatnya mengambil sebuah keputusan yang sangat fatal. Pada tanggal 20 bulan kesepuluh untuk menceburkan diri ke laut lepas.

Akhir cerita, dipercaya oleh masyarakat yang ada di Pulau Lombok hingga kini bahwa Nyale adalah jelmaan dari Putri Mandalika yang kala itu menceburkan dirinya ke laut lepas.

Nyale adalah sejenis binatang laut berkembang biak dengan bertelur, perkelaminan antara jantan dan betina. Upacara ini diadakan setahun sekali.

Bagi masyarakat Sasak, Nyale dipergunakan untuk bermacam-macam keperluan seperti santapan (Emping Nyale), ditaburkan ke sawah untuk kesuburan padi, lauk pauk, obat kuat dan lainnya yang bersifat magis sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Tradisi dan Budaya Lombok: Upacara Rebo Bontong

Upacara Rebo Bontong Dalam Tradisi Buaya Lombok
Upacara Rebo Bontong Dalam Tradisi Buaya Lombok

Beda halnya dengan Tradisi Bau Nyale, Upacara Rebo Bontong merupakan tradisi dan budaya utnuk menolak bala dan bencana serta penyakit-penyakit yang ada.

Acara ini biasanya dilaksanakan setiap tahun sekali tepat pada hari Rabu minggu terakhir bulan Syafar.

…Inilah sebuah keyakinan?

Masyarakat Sasak Lombok percaya bahwa pada hari ‘Rebo Bontong’ merupakan puncak akan terjadi Bala bencana dan penyakit,

Secara gamblang, Rebo Bontong ini mengandung arti Rebo dan Bontong yang berarti putus sehingga bila diberi awalan pe menjadi pemutus.

Upacara Rebo Bontong ini sampai sekarang masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat di Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur, NTB.

Tradisi dan Budaya Lombok: Kesenian Slober

Budaya Kesenian Slober
Budaya Kesenian Slober

Tak hanya alam yang indah, lombok juga memiliki nilai-nilai seni yang selalu mereka pegang erat dala tradisi dan budaya mereka.

….Salah satunya adalan Kesenian Slober?

Kesenian Slober adalah salah satu jenis musik tradisional Lombok yang tergolong cukup tua, alat-alat musiknya sangat unik dan sederhana yng terbuat dari pelepah enau dengan panjang 1 jengkal dan lebar 3 cm.

Kesenian slober didukung juga dengan peralatan yang lainnya yaitu gendang, petuq, rincik, gambus, seruling.

Fyi:
Ternyata nama kesenian slober diambil dari salah seorang warga desa Pengadangan kecamatan Pringgasela yang bernama atau yang sering mereka panggil Amaq Asih alias Amaq Slober. Kesenian ini salah satu kesenian yang masih eksis sampai saat ini yang biasanya dimainkan pada setiap bulan purnama.

Tradisi dan Budaya Lombok: Tradisi dan Budaya Prisaian

Tradisi dan Budaya Peresaian
Tradisi dan Budaya Peresaian

Nah kalau yang satu ini sedikit memacu andrenali kita keta melihatnya, MMA versi Masyarakat Lombok. Pertarungan ini biasa mereka sebut dengan ‘Peresaian’ yang merupakan seni bela diri Masyarakat Lombok.

…Jangan kaget dan takut ya?

Ini hanyalah sebuah permainan tradisional masyarakat Sasak di Lombok. Permainan ini memang memacu andrenalin dan menguji keberanian kamu sebagai lelaki sejati.

Sejarah awalnya Peresaian ini adalah ketika masih dalam sistem Kerajaan, dimana mereka berlatih pedang sebelum menuju medan pertempuran yang sebenarnya.

Jadi…

Tradisi dan Budaya Peresaian ini adalah murni dari hasil peradaban masyarakat suku sasak Lombok dari zaman Kerajaan waktu itu.

Jika awalnya menggunakan Pedang, maka saat ini alat yang mereka gunakan adalah berbahan rotan dengan lapisan aspal dan pecahan kaca yang dihaluskan, sedangkan perisai (Ende) terbuat dari kulit lembu atau kerbau.

…Mendingan sekarangkan sudah tak menggunakan pedang lagi, hanya sebatas menggunakan rotan, tapi bisa dipastikan ini siap menguji jiwa lelaki kamu…

Para pemainnya di sebut ‘Pepadu’, mereka selalu dilengkapi dengan ikatan kepala sebelum akan bertarung di arena peresaian. Ada ‘juri’ sebagai penengah pertarungan ini. Jika salah satunya menyerah atau sudah mengeluarkan darah maka pertarungan akan dihentikan oleh juri.

Baca Juga:   Traveling Sendirian, Ikuti 10 Tips Solo Traveling untuk Wanita Berikut Ini

Tradisi dan Budaya Lombok: Bebubus Batu, Ritual Budaya di Desa Sapit

Bebubus Batu, Ritual Budaya di Desa Sapit
Bebubus Batu, Ritual Budaya di Desa Sapit

Tradisi dan budaya Lombok selanjutnya datang dari sebuah desa yang ada di kawasan Kabupaten Lombok Timur, yaitu Desa Sapit.

Masyarakat di tempat ini menyebutnya dengan istilah Bebusbus Batu…

…Bebubus Batu?

Bebubus batu merupakan suatu ritual budaya yang berasal dari Suku Sasak yang ada di Desa Sapit, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur.

Berasal dari kata “bubus” dan “batu”. Bubus merupakan beras dan beberapa jenis dedaunan yang kemudian ditumpuk menjadi obat, sedangkan batu artinya sisa reruntuhan batu pandang, di mana dalam sejarah diceritakan bahwa situs batu pandang adalah situs batu tertinggi yang ketinggiannya hampir mencapai langit.

Jadi…

Masyarakat Desa Sapit hanya melaksanakan ritual dan Tradisi Bebubus Batu sekali atau dua kali dalam setahun yang dilakukan setelah selesai musim tanam dan selesai panen.

Sebenarnya Ritual ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur mereka terhadap sang pencipta yang telah melimpahkan hasil pertanian mereka.

Hasil yang bagus dan memuaskan dari pertanian yang menjadi tumpuan penghasilan mereka.

Ritual ini dilakukan dan dipandu oleh pemangku adat yang diiringi oleh kyia’I, penghulu, dan seluruh warga dengan mengenakan pakaian adat.

Ritual ini memiliki serangkaian acara….

Sebelum acara utama, sebuah persiapan perlu dilakukan seperti Besok Menik (mencuci beras) di Sungai Temaras oleh gadis yang belum menstruasi dan orang tua yang sudah berhenti menstruasi, pembuatan jajan raksasa dua jenis, pembuatan bubur abang dan bubur putek.

Setelah melalui proses ritual adat, dilakukan proses keliling sawah dan menyebar tetaburan di lahan – lahan sawah.

Jadi, apa yang mereka lakukan ini adalah sebuah prosesi yang berdasarkan tujuannya, yaitu untuk meyuburkan lahan pertanian dan perkebunannya. Dengan harapan mereka tetap mendapatkan limpahan rezeki dari Yang Maha Kuasa.

Tradisi dan Budaya Lombok: Melestarikan Budaya Melalui Lomba Memaos

Melestarikan Budaya Melalui Lomba Memaos
Melestarikan Budaya Melalui Lomba Memaos

Nah…

Kalau yang satu ini merupakan bagian dari upaya mereka untuk tetap melestarikan tradisi dan budaya mereka, trik paling sempurna dalam menurunkan warisan-warisan budaya yang terkandung dalam sebuah hikayat yang tertuliskan dalam daun Lontar.

…Sangat luar biasa?

Hal seperti ini pasti sangat menarik, Lomba Memaos atau Membaca Lontar yaitu lomba menceritakan hikayat kerajaan masa lampau, satu kelompok pepaos terdiri dari 3-4 orang, satu orang sebagai pembaca, satu orang sebagai pejangga dan satu orang sebagai pendukung vokal.

Jadi…

Tujuan pembacaan cerita ini untuk mengetahui kebudayaan masa lampau, dan menanamkan nilai-nilai budaya pada generasi penerus.

Kesenian memaos ini diangkat kembali sebagai asset budaya daerah dan dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata khususnya wisata budaya.

Nah, ada banyak lagi tradisi dan budaya suku sasak Lombok yang dapat kamu saksikan dalam atraksi budaya atau festival, yang jelas sangat menarik loh!

Makanya, siapkan diri kamu baut travelling ke Lombok, di jamin nggak akan menyesal dech sesampai di Lombok.

….Sewaktu saya berkeliling di Pulau Lombok, memang benar akan sangat terasa suasana dan aktifitas-aktifitas masyarakat yang mengarah kepada kebiasaan mereka yang merupakan sebuah atifitas turunan dari nenek moyang mereka….

Misalnya, sewaktu melintasi Pantai Senggigi terlihat disebelah kiri jalan terdapat panggung Festival Gendang Beleq dan diperjalanan sebelumnya juga sudah ditemukan acara nyongkolan atau pernikahan dengan menggunakan adat Sasak Lombok.

Jadi, kalau memang kamu seorang traveller maka Lombok harus wajib masuk dalam list daerah tujuan kamu berikutnya, jangan sampai lolos….

Keep travelling guys…!!!